Geografi Pariwisata ( MICE SEBAGAI POTENSI PARIWISATA DI INDONESIA)


MICE SEBAGAI POTENSI PARIWISATA DI INDONESIA
Luthpi Padhlulloh 1405992
Departemen Pendidikan Geografi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Abstract
Mi in the tourism industry is type of tourism activity in which a large group, usually 
carefully planned, take departure together for particular purpose. The mice world is 
a world that has not received optimal attention from the tourism agent in Indonesia . 
But the number of Organization of MICE in Indonesia Proven To contribute concretely
 hearts Economic Development, BETWEEN lay Shaped Revenue Foreign exchange
 reserves hearts Time Relatively Short, Tax Revenue, absorption of labor and Infrastructure
 Development in the big city such as Batam, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta ,
 Bali, Makassar, and Manado. so it can be concluded that MICE business is very feasible to
 be developed in Indonesia because it has many advantages, stay in the correct or add a few 
aspects of the hospitality facilities, conference hall, facilities and transport infrastructure
 telecommunications networks and the availability of different types of travel, including 
culinary and craft
 
Keyword: Mice, Meeting, Incentive, Convention and Exhibition

     A.    Pendahuluan
Secara Umum Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang di lakukan dengan tujuan tertentu yang bersifat sementara, pernyataan ini di perkuat dengan pengertian dari Koen Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh semntara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan  untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi  rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya. Sedangkan menurut menurut WTO (1999), pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya (refdino, 2013).
Berwisata tentu memiliki keinginan tersendiri sesuai dengan kondisi motivasi dan minat serta latar belakang yang ada pada setiap diri wisatawan. Dalam hal ini tentu setiap orang memiliki rasa kemenarikan juga kesenangan yang berbeda-beda dalam memenuhi hasrat wisata yang di inginkannya. Untuk hal ini wisata memiliki jeni-jenis yang berbeda pula, seperti Wisata Budaya,Wisata Alam,Wisata Air,Wisata Teknologi, Wisata Pendidikan DLL.
Adapun jenis wisata yang saat ini menjadi perhatian dan bisa di bilang sedang naik daun, yakni MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)  atau di singkat MICE. Yakni jenis pariwisata yang bergerak di seputar Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran. Keempat jenis kegiatan kepariwisataan ini merupakan usaha untuk memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang, khususnya para pelaku bisnis, cendekiawan, eksekutif pemerintah dan swasta, untuk membahas berbagai persoalan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, termasuk memamerkan produk-produk bisnis.
Menurut Pendit (1999), Mice diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama (refdino, 2013).
Sejumlah penyelenggaraan kegiatan MICE di Indonesia terbukti memberi kontribusi konkret dalam pembangunan ekonomi, antara lain berbentuk penerimaan cadangan devisa dalam waktu relatif singkat, penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja dan pengembangan infrastruktur di kota besar seperti Batam, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Makassar, dan Manado.
    B.     Pembahasan
 Apa itu Bisnis MICE?


          Sumber Photo : Goggle
Perkembangan industri MICE (Meeting, Incentive, Confference and Exhibition) telah memberikan warna yang beragam terhadap jenis kegiatan industri jasa yang identik dengan pemberian pelayan/services. MICE merupakan bisnis yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang. Kualitas pelayanan yang diberikan mampu memberikan kepuasan kepada setiap peserta, industri MICE mampu memberikan keuntungan yang besar bagi para pelaku usaha di industri tersebut. “Berkembangnya industri MICE sebagai industri baru yang bisa menguntungkan bagi banyak pihak, karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks dan melibatkan banyak pihak”. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan para pengusaha penyelenggara MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Hesti Indah Kresnarini) (kompas, 2015).
Bentuk Mice (Bagus, 2010) :
1. Meeting
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE.
Menurut Kesrul (2004), Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan.
Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama”.
2. Incentive
Undang-undang No.9 tahun 1990,Menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004) bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang..
3. Conference
Menurut (Pendit,1999), Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama.
Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim mice sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam sati kategori, yaitu mice.
Menurut Kesrul, (2004 ), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4. Exhibition
Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, “ Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata
Menurut Kesrul (2004), exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
Potensi Perkembangan Bisnis MICE di Indonesia
Prospek MICE di Indonesia tiap tahun akan semakin membaik. Wisata MICE Indonesia mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dalam rangka mendukung target Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dengan total kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang sampai tahun 2019. “Indonesia memiliki venue yang banyak seperti di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Manado, dan Bali. Indonesia berpotensi sangat besar untuk merajai wisata MICE di Asia Tenggara.” menurut pakar pariwisata Universitas Indonesia, Jajang Gunawijaya kepada Kompas.com, Senin (23/02/2015) (kompas, 2015)
Secara global, industri MICE di berbagai kawasan ASEAN, Asia Pasifik, Eropa dan Amerika Serikat pada 2007 rata-rata mengalami pertumbuhan dua digit, dan kondisi ini memiliki dampak positif terhadap industri MICE di Indonesia. Intinya, kondisi global bisnis itu mendorong bisnis MICE di negara ini. Pada dekade 1990-an, bisnis MICE menjadi bagian penting dari perkembangan kepariwisataan di Indonesia, walaupun di negara-negara industri maju bidang pariwisata ini sudah jauh lebih berkembang sebelumnya. Pesatnya perkembangan bisnis MICE terjadi seiring semakin terbukanya perdagangan internasional dan berkembang pesatnya teknologi informasi dan transportasi. Kota besar khususnya Jakarta, dan kota-kota besar lain yang berdekatan, masih menyumbang persentase terbesar dalam mendatangkan tamu yang menginap dalam kerangka bisnis MICE.
Menurut ICCA (International Congress and Convention Associtiaon) Amerika dan negara-negara Uni Eropa merupakan negara sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan paling banyak. Sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke 39. Dilihat dari trend pertumbuhan selama 10 tahun, Jumlah pertemuan di Indonesia mengalami pertumbuhan cukup besar yaitu 10,57%. Dibanding dengan negara-negara maju, negara emerging market seperti China, Brazil dan UAE mengalami pertumbuhan yang signifikan (Kemenenag, 2011).
Di indonesia ini sesungguhnya sudah banyak Wisata MICE yang teselenggara misalnya yang paling menyedot perhatian atau (internasional) Konfresnsi Asia Afrika,Konfrensi Tinggat Tinggi Asia-Pasifik Economi Cooperating (KTT) (APEK),Pemilihan MISS Word Peagent di Bali,Asian Games,Sea Games,atau acara pameran yang di bilang kecil namun dapat menyedot turis asing seperti Jack Cloth,Kick Fest, Bandung Berisik DLL. Namun sampai saat ini yang tecatat di SIPPCO,Bali merupakan kota terbesar penyelenggaraan MICE di Indonesia tercatan dalam kurun waktu 2006 sampai 2010 terdapat ratusan event MICE di bali yang skala International,untuk sekala nasional masih di pegang oleh Jakarta (Asyimi, 2017)
Penghasilan besar dari bisnis MICE itu dapat diperoleh dari subsektor bisnis MICE, antara lain: usaha akomodasi seperti hotel, wisma, dan losmen; usaha jasa penyewaan audio visual, usaha konsumsi baik berbentuk restoran maupun perusahaan jasa boga atau katering; usaha suvenir yang meliputi pusat perbelanjaan, toko-toko hadiah, perusahaan kerajinan dari berbagai bahan tekstil pakaian, kulit, kerajinan bambu, kayu, dan rotan; usaha jasa hiburan seperti orkestra, sendratari, sanggar kesenian dan kebudayaan serta lawak, dan usaha jasa pengiriman cepat (ekspres) dan pelayaran (shipping). Semua jenis usaha ini bisa dikelola oleh UMKM atau setidaknya melibatkan banyak sektor UMKM, terutama di kota-kota besar seluruh Indonesia.
Untuk memaksimalkan pendapatan dari industri pariwisata MICE ini ada beberapa faktor penentu dalam memilih Destinasi MICE yakni:
• Keamanan Semua konsumen MICE mengingin kan adanya jaminan keamanan, baik dari pemerintah maupun oleh penyelenggara.
• Harga yang bersaing dengan fasilitas yang lengkap menjadi salah satu kriteria bagi para konsumen MICE dalam menentukan daerah tujuan kegiatannya.
• Kemudahan Akses Daerah destinasi MICE membutuhkan fasilitas aksesibilitas dan transfer baik dari darat, laut maupun udara. Transportasi yang mudah aman, efisien dan bebas hambatan mempermudah para konsumen MICE dalam menjangkau kawasan tersebut.
• Fasilitas Terpelihara Fasilitas yang terjaga dengan baik pada venue pelaksanaan MICE akan membuat konsumen MICE nyaman untuk tinggal lebih lama.
• Infrastruktur Dalam penyelenggaraan event internasional, dibutuhkan fasilitas infrastruktur langsung seperti venue meeting dan konvensi yang berstandar internasional dengan jumlah kapasitas yang memadai serta terintegrasi dengan hotel dan tempat hiburan.
 • Atraksi waktu senggang Program hiburan selama penyelenggaraan kegiatan menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen MICE.
 • Bahasa Untuk mempermudah para konsumen MICE dalam mengikuti agenda kegiatannya, maka perlu adanya tourism hospitality and MICE staff yang bisa berbahasa asing. Tergantung dengan asal konsumen MICE tersebut.
Kendala Bisnis MICE di Indonesia
Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Secara jumlah venue yang dimiliki oleh negara-negara tersebut masih jauh kalah dengan Indonesia.“Mereka masih unggul di jumlah banyaknya event yang diselenggarakan dan juga dari segi keamanan. Kita (Indonesia) jauh unggul kalau dari segi potensi wisata. Kita itu punya garis pantai terpanjang di dunia dan juga segala jenis wisata.” menurut pakar pariwisata Universitas Indonesia, Jajang Gunawijaya kepada Kompas.com, Senin (23/02/2015) (kompas, 2015).
Menurut Jajang, kendala wisata MICE Indonesia salah satunya adalah kendala kepercayaan pihak internasional. Pihak asing masih lebih berminat untuk mengadakan acara di Malaysia, Singapura, dan Thailand.  Adapula pendapat yang di keluarkan ICCA yakni menurt ICCA Statistics Report dalam pengembangan industri MICE di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala diantaranya :
1.       Masih rendahnya awareness destinasi akan
pentingnya MICE dan perlunya dilakukan promosi
MICE;
2.      Kurangnya database MICE yang online and
komprehensif;
3.       Masih terbatasnya kemudahan dan fasilitas
pendukung kegiatan MICE khususnya aksesibilitas
(penerbangan langsung), insentif bagi kegiatan
MICE (barang pameran dan souvenir untuk peserta
insentif tour masuk dalam kategori impor).
Trend meeting industry dunia tetap positif dengan kegiatan terbanyak dilakukan oleh bidang medis (ICCA, International Congress and Convention Association). Trend kegiatan MICE domestik juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, tidak saja dilakukan oleh para pelaku bisnis, asosiasi dan dunia pendidikan, tapi juga dari pemerintah dan partai politik, baik skala nasional dan internasional. Hal ini juga bisa dilihat semakin banyaknya permintaan dukungan dari berbagai pihak kepada Pemerintah, mulai dari kegiatan biidding, promosi, delegate boosting, site visit dan memperkaya program pada saat suatu event MICE diselenggarakan. Berbagai langkah strategis dalam pembangunan MICE di Indonesia antara lain dengan Pendekatan Co-Marketing dengan para pelaku industri. Pendekatan Komunitas, yaitu mendukung penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh berbagai komunitas. Memanfaatkan prominent persons/public figures sebagai ‘Ambassador’ untuk mempromosikan MICE dan pariwisata Indonesia (Murdopo, 2011).
      C.    Penutup
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis MICE sangat layak dikembangkan di Indonesia karena memiliki berbagai keunggulan, tinggal di perbaiki atau di tambah beberapa aspek dari fasilitas perhotelan, gedung pertemuan, sarana dan prasarana transportasi, jaringan telekomunikasi dan ketersediaan berbagai jenis wisata termasuk kuliner dan kerajinan. Hal yag paing penting adalah menciptakan rasa aman untuk tinggal atau singgah ke Indonesia, karena dalam beberapa dekade ini indonesia sering terjadi suatu kejadian yang membuat turis asing takut untuk berkunjung ke indonesia, yakni permasalahan terorisme yang unjungnya PENGEBOMAN di beberapa kota yang ada di Indoesia, yang paling besar menarik perhatian adalah BOM bali 1 dan 2 tidak terlepas dari pulau Bali ini merupakan Pulau Favorit dari para wisatawan yang berkujung ke Indonesia. Untuk itu, sinergi di antara para bisnis MICE dalam kegiatan promosi dan pemasaran serta kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan dan penyelenggaraan acara MICE, terutama untuk tingkat nasional, regional dan internasional untuk membangun daya saing dan keunggulan bersama.






     D.    Daftar Pustaka

 

Asyimi, A. (2017). MICE Tourism. Pariwisata, 13.
Bagus, D. (2010). MICE (meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition)Bentu,dan PertimbanganDalam Pelaksanaan. Jurnal Manajemen, 3.
Kemenenag. (2011, juli 1). POTENSI INDUSTRI. Warta Expor, hal. 6.
kompas. (2015, februari 3). Potensi Wisata MICE Indonesia Sangat Besar. Diambil kembali dari Harian Kompas: http://Hariankompas.com
Murdopo. (2011). POTENSI INDUSTRI MICE . Pariwisata, 6.
Prayudi, M. A. ( 2 September 2011 ). BISNIS MICE SEBAGAI POTENSI UNGGULAN PARIWISATA DI YOGYAKARTA. Jurnal Pariwisata, 16.
refdino, A. (2013, 11 1). PENGERTIAN PARIWISATA MENURUT PARA AHLI. Diambil kembali dari ILMU DAN CERITA: http://www.http://assharrefdino.blogspot.co.id
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
.



Comments

Popular posts from this blog

Pemanfaatan Aplikasi SIG Untuk Pengembangan Bandara

Kondisi Petani dan Pertanian di Indonesia