Geografi Pariwisata ( MICE SEBAGAI POTENSI PARIWISATA DI INDONESIA)
MICE SEBAGAI POTENSI PARIWISATA DI
INDONESIA
Luthpi Padhlulloh 1405992
Departemen Pendidikan Geografi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial
Abstract
Mi in the tourism industry is type of tourism activity in which a large group, usually
carefully planned, take departure together for particular purpose. The mice world is
a world that has not received optimal attention from the tourism agent in Indonesia .
But the number of Organization of MICE in Indonesia Proven To contribute concretely
hearts Economic Development, BETWEEN lay Shaped Revenue Foreign exchange
reserves hearts Time Relatively Short, Tax Revenue, absorption of labor and Infrastructure
Development in the big city such as Batam, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta ,
Bali, Makassar, and Manado. so it can be concluded that MICE business is very feasible to
be developed in Indonesia because it has many advantages, stay in the correct or add a few
aspects of the hospitality facilities, conference hall, facilities and transport infrastructure
telecommunications networks and the availability of different types of travel, including
culinary and craft
Keyword: Mice, Meeting, Incentive, Convention and Exhibition
A.
Pendahuluan
Secara Umum Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang
di lakukan dengan tujuan tertentu yang bersifat sementara, pernyataan ini di
perkuat dengan pengertian dari Koen
Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh semntara
waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan
untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi
rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta
tujuan-tujuan lainnya. Sedangkan menurut menurut WTO (1999), pariwisata
adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah
tujuan di luar lingkungan kesehariannya (refdino, 2013) .
Berwisata tentu memiliki keinginan tersendiri
sesuai dengan kondisi motivasi dan minat serta latar belakang yang ada pada
setiap diri wisatawan. Dalam hal ini tentu setiap orang memiliki rasa
kemenarikan juga kesenangan yang berbeda-beda dalam memenuhi hasrat wisata yang
di inginkannya. Untuk hal ini wisata memiliki jeni-jenis yang berbeda pula,
seperti Wisata Budaya,Wisata Alam,Wisata Air,Wisata Teknologi, Wisata
Pendidikan DLL.
Adapun jenis wisata yang saat ini menjadi
perhatian dan bisa di bilang sedang naik daun, yakni MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition) atau di singkat MICE. Yakni
jenis pariwisata yang bergerak di seputar Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan
Pameran. Keempat jenis kegiatan kepariwisataan ini merupakan usaha untuk
memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang, khususnya para
pelaku bisnis, cendekiawan, eksekutif pemerintah dan swasta, untuk membahas
berbagai persoalan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, termasuk
memamerkan produk-produk bisnis.
Menurut Pendit (1999), Mice diartikan sebagai wisata
konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan
pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu
pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama (refdino,
2013) .
Sejumlah
penyelenggaraan kegiatan MICE di Indonesia terbukti memberi kontribusi konkret
dalam pembangunan ekonomi, antara lain berbentuk penerimaan cadangan devisa
dalam waktu relatif singkat, penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja dan
pengembangan infrastruktur di kota besar seperti Batam, Medan, Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Makassar, dan Manado.
B.
Pembahasan
Apa itu Bisnis MICE?
Sumber Photo : Goggle
Perkembangan
industri MICE (Meeting, Incentive, Confference and Exhibition) telah memberikan
warna yang beragam terhadap jenis kegiatan industri jasa yang identik dengan
pemberian pelayan/services. MICE merupakan bisnis yang memberikan kontribusi
tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang. Kualitas pelayanan yang
diberikan mampu memberikan kepuasan kepada setiap peserta, industri MICE mampu
memberikan keuntungan yang besar bagi para pelaku usaha di industri tersebut.
“Berkembangnya industri MICE sebagai industri baru yang bisa menguntungkan bagi
banyak pihak, karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks dan
melibatkan banyak pihak”. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan
para pengusaha penyelenggara MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri
industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku
bisnis menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia (Hesti Indah Kresnarini) (kompas, 2015) .
Bentuk Mice (Bagus, 2010) :
1. Meeting
Meeting adalah istilah bahasa
inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu
kegiatan yang termasuk di dalam MICE.
Menurut Kesrul (2004), Meeting
Suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang
tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan
mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang
kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi,
hubungan kemasyarakatan.
Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting
adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan
antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama”.
2. Incentive
Undang-undang No.9
tahun 1990,Menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan
perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan
mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan
penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004)
bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu
perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang,
paket wisata atau barang..
3. Conference
Menurut (Pendit,1999), Istilah
conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang
mengandung pengertian sama.
Dalam prakteknya, arti
meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim mice
sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa
kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition hakekatnya
merupakan sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang siap
dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam
sati kategori, yaitu mice.
Menurut Kesrul, (2004 ),
Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama
mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan
mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan
atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4. Exhibition
Exhibition berarti
pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam
bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI
Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, “ Pameran merupakan suatu
kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya
dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata
Menurut Kesrul (2004),
exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang
diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok
produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang
berbeda.
Potensi
Perkembangan Bisnis MICE di Indonesia
Prospek MICE di
Indonesia tiap tahun akan semakin membaik. Wisata MICE Indonesia mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan dalam rangka mendukung target Menteri
Pariwisata, Arief Yahya, dengan total kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak
20 juta orang sampai tahun 2019. “Indonesia memiliki venue yang banyak seperti
di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Manado, dan Bali.
Indonesia berpotensi sangat besar untuk merajai wisata MICE di Asia Tenggara.”
menurut pakar pariwisata Universitas Indonesia, Jajang Gunawijaya kepada
Kompas.com, Senin (23/02/2015) (kompas, 2015)
Secara global, industri
MICE di berbagai kawasan ASEAN, Asia Pasifik, Eropa dan Amerika Serikat pada
2007 rata-rata mengalami pertumbuhan dua digit, dan kondisi ini memiliki dampak
positif terhadap industri MICE di Indonesia. Intinya, kondisi global bisnis itu
mendorong bisnis MICE di negara ini. Pada dekade 1990-an, bisnis MICE menjadi
bagian penting dari perkembangan kepariwisataan di Indonesia, walaupun di
negara-negara industri maju bidang pariwisata ini sudah jauh lebih berkembang
sebelumnya. Pesatnya perkembangan bisnis MICE terjadi seiring semakin
terbukanya perdagangan internasional dan berkembang pesatnya teknologi
informasi dan transportasi. Kota besar khususnya Jakarta, dan kota-kota besar
lain yang berdekatan, masih menyumbang persentase terbesar dalam mendatangkan
tamu yang menginap dalam kerangka bisnis MICE.
Menurut ICCA
(International Congress and Convention Associtiaon) Amerika dan negara-negara
Uni Eropa merupakan negara sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan paling
banyak. Sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke 39. Dilihat dari trend
pertumbuhan selama 10 tahun, Jumlah pertemuan di Indonesia mengalami
pertumbuhan cukup besar yaitu 10,57%. Dibanding dengan negara-negara maju,
negara emerging market seperti China, Brazil dan UAE mengalami pertumbuhan yang
signifikan (Kemenenag, 2011) .
Di indonesia ini
sesungguhnya sudah banyak Wisata MICE yang teselenggara misalnya yang paling
menyedot perhatian atau (internasional) Konfresnsi Asia Afrika,Konfrensi
Tinggat Tinggi Asia-Pasifik Economi Cooperating (KTT) (APEK),Pemilihan MISS
Word Peagent di Bali,Asian Games,Sea Games,atau acara pameran yang di bilang
kecil namun dapat menyedot turis asing seperti Jack Cloth,Kick Fest, Bandung
Berisik DLL. Namun sampai saat ini yang tecatat di SIPPCO,Bali merupakan kota
terbesar penyelenggaraan MICE di Indonesia tercatan dalam kurun waktu 2006
sampai 2010 terdapat ratusan event MICE di bali yang skala International,untuk
sekala nasional masih di pegang oleh Jakarta (Asyimi, 2017)
Penghasilan besar dari
bisnis MICE itu dapat diperoleh dari subsektor bisnis MICE, antara lain: usaha
akomodasi seperti hotel, wisma, dan losmen; usaha jasa penyewaan audio visual,
usaha konsumsi baik berbentuk restoran maupun perusahaan jasa boga atau
katering; usaha suvenir yang meliputi pusat perbelanjaan, toko-toko hadiah,
perusahaan kerajinan dari berbagai bahan tekstil pakaian, kulit, kerajinan
bambu, kayu, dan rotan; usaha jasa hiburan seperti orkestra, sendratari,
sanggar kesenian dan kebudayaan serta lawak, dan usaha jasa pengiriman cepat
(ekspres) dan pelayaran (shipping). Semua jenis usaha ini bisa dikelola oleh
UMKM atau setidaknya melibatkan banyak sektor UMKM, terutama di kota-kota besar
seluruh Indonesia.
Untuk memaksimalkan
pendapatan dari industri pariwisata MICE ini ada beberapa faktor penentu dalam
memilih Destinasi MICE yakni:
• Keamanan Semua konsumen MICE
mengingin kan adanya jaminan keamanan, baik dari pemerintah maupun oleh
penyelenggara.
• Harga yang bersaing dengan
fasilitas yang lengkap menjadi salah satu kriteria bagi para konsumen MICE
dalam menentukan daerah tujuan kegiatannya.
• Kemudahan Akses Daerah destinasi
MICE membutuhkan fasilitas aksesibilitas dan transfer baik dari darat, laut
maupun udara. Transportasi yang mudah aman, efisien dan bebas hambatan
mempermudah para konsumen MICE dalam menjangkau kawasan tersebut.
• Fasilitas Terpelihara Fasilitas
yang terjaga dengan baik pada venue pelaksanaan MICE akan membuat konsumen MICE
nyaman untuk tinggal lebih lama.
• Infrastruktur Dalam
penyelenggaraan event internasional, dibutuhkan fasilitas infrastruktur
langsung seperti venue meeting dan konvensi yang berstandar internasional
dengan jumlah kapasitas yang memadai serta terintegrasi dengan hotel dan tempat
hiburan.
• Atraksi waktu senggang Program hiburan
selama penyelenggaraan kegiatan menjadi daya tarik tersendiri bagi para
konsumen MICE.
• Bahasa Untuk mempermudah para konsumen MICE
dalam mengikuti agenda kegiatannya, maka perlu adanya tourism hospitality and
MICE staff yang bisa berbahasa asing. Tergantung dengan asal konsumen MICE
tersebut.
Kendala
Bisnis MICE di Indonesia
Indonesia masih
tertinggal dibandingkan Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Secara
jumlah venue yang dimiliki oleh negara-negara tersebut masih jauh kalah dengan
Indonesia.“Mereka masih unggul di jumlah banyaknya event yang diselenggarakan
dan juga dari segi keamanan. Kita (Indonesia) jauh unggul kalau dari segi
potensi wisata. Kita itu punya garis pantai terpanjang di dunia dan juga segala
jenis wisata.” menurut pakar pariwisata Universitas Indonesia, Jajang
Gunawijaya kepada Kompas.com, Senin (23/02/2015) (kompas, 2015) .
Menurut Jajang, kendala
wisata MICE Indonesia salah satunya adalah kendala kepercayaan pihak
internasional. Pihak asing masih lebih berminat untuk mengadakan acara di
Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Adapula pendapat yang di keluarkan ICCA yakni menurt ICCA Statistics
Report dalam pengembangan industri MICE di Indonesia masih menghadapi beberapa
kendala diantaranya :
1.
Masih rendahnya awareness destinasi akan
pentingnya
MICE dan perlunya dilakukan promosi
MICE;
2.
Kurangnya
database MICE yang online and
komprehensif;
3.
Masih terbatasnya kemudahan dan fasilitas
pendukung
kegiatan MICE khususnya aksesibilitas
(penerbangan
langsung), insentif bagi kegiatan
MICE
(barang pameran dan souvenir untuk peserta
insentif
tour masuk dalam kategori impor).
Trend meeting industry
dunia tetap positif dengan kegiatan terbanyak dilakukan oleh bidang medis
(ICCA, International Congress and Convention Association). Trend kegiatan MICE
domestik juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, tidak saja dilakukan
oleh para pelaku bisnis, asosiasi dan dunia pendidikan, tapi juga dari
pemerintah dan partai politik, baik skala nasional dan internasional. Hal ini
juga bisa dilihat semakin banyaknya permintaan dukungan dari berbagai pihak
kepada Pemerintah, mulai dari kegiatan biidding, promosi, delegate boosting,
site visit dan memperkaya program pada saat suatu event MICE diselenggarakan.
Berbagai langkah strategis dalam pembangunan MICE di Indonesia antara lain
dengan Pendekatan Co-Marketing dengan para pelaku industri. Pendekatan
Komunitas, yaitu mendukung penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh
berbagai komunitas. Memanfaatkan prominent persons/public figures sebagai
‘Ambassador’ untuk mempromosikan MICE dan pariwisata Indonesia (Murdopo, 2011) .
C.
Penutup
Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis MICE sangat layak dikembangkan di
Indonesia karena memiliki berbagai keunggulan, tinggal di perbaiki atau di
tambah beberapa aspek dari fasilitas perhotelan, gedung pertemuan, sarana dan
prasarana transportasi, jaringan telekomunikasi dan ketersediaan berbagai jenis
wisata termasuk kuliner dan kerajinan. Hal yag paing penting adalah menciptakan
rasa aman untuk tinggal atau singgah ke Indonesia, karena dalam beberapa dekade
ini indonesia sering terjadi suatu kejadian yang membuat turis asing takut
untuk berkunjung ke indonesia, yakni permasalahan terorisme yang unjungnya
PENGEBOMAN di beberapa kota yang ada di Indoesia, yang paling besar menarik
perhatian adalah BOM bali 1 dan 2 tidak terlepas dari pulau Bali ini merupakan
Pulau Favorit dari para wisatawan yang berkujung ke Indonesia. Untuk itu,
sinergi di antara para bisnis MICE dalam kegiatan promosi dan pemasaran serta
kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan dan penyelenggaraan
acara MICE, terutama untuk tingkat nasional, regional dan internasional untuk
membangun daya saing dan keunggulan bersama.
D.
Daftar
Pustaka
MICE SEBAGAI POTENSI PARIWISATA DI
INDONESIA
Luthpi Padhlulloh 1405992
Departemen Pendidikan Geografi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial
Abstract
Mi in the tourism industry is type of tourism activity in which a large group, usually
carefully planned, take departure together for particular purpose. The mice world is
a world that has not received optimal attention from the tourism agent in Indonesia .
But the number of Organization of MICE in Indonesia Proven To contribute concretely
hearts Economic Development, BETWEEN lay Shaped Revenue Foreign exchange
reserves hearts Time Relatively Short, Tax Revenue, absorption of labor and Infrastructure
Development in the big city such as Batam, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta ,
Bali, Makassar, and Manado. so it can be concluded that MICE business is very feasible to
be developed in Indonesia because it has many advantages, stay in the correct or add a few
aspects of the hospitality facilities, conference hall, facilities and transport infrastructure
telecommunications networks and the availability of different types of travel, including
culinary and craft
Keyword: Mice, Meeting, Incentive, Convention and Exhibition
A.
Pendahuluan
Secara Umum Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang
di lakukan dengan tujuan tertentu yang bersifat sementara, pernyataan ini di
perkuat dengan pengertian dari Koen
Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh semntara
waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan
untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi
rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta
tujuan-tujuan lainnya. Sedangkan menurut menurut WTO (1999), pariwisata
adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah
tujuan di luar lingkungan kesehariannya (refdino, 2013) .
Berwisata tentu memiliki keinginan tersendiri
sesuai dengan kondisi motivasi dan minat serta latar belakang yang ada pada
setiap diri wisatawan. Dalam hal ini tentu setiap orang memiliki rasa
kemenarikan juga kesenangan yang berbeda-beda dalam memenuhi hasrat wisata yang
di inginkannya. Untuk hal ini wisata memiliki jeni-jenis yang berbeda pula,
seperti Wisata Budaya,Wisata Alam,Wisata Air,Wisata Teknologi, Wisata
Pendidikan DLL.
Adapun jenis wisata yang saat ini menjadi
perhatian dan bisa di bilang sedang naik daun, yakni MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition) atau di singkat MICE. Yakni
jenis pariwisata yang bergerak di seputar Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan
Pameran. Keempat jenis kegiatan kepariwisataan ini merupakan usaha untuk
memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang, khususnya para
pelaku bisnis, cendekiawan, eksekutif pemerintah dan swasta, untuk membahas
berbagai persoalan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, termasuk
memamerkan produk-produk bisnis.
Menurut Pendit (1999), Mice diartikan sebagai wisata
konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan
pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu
pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama (refdino,
2013) .
Sejumlah
penyelenggaraan kegiatan MICE di Indonesia terbukti memberi kontribusi konkret
dalam pembangunan ekonomi, antara lain berbentuk penerimaan cadangan devisa
dalam waktu relatif singkat, penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja dan
pengembangan infrastruktur di kota besar seperti Batam, Medan, Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Makassar, dan Manado.
B.
Pembahasan
Apa itu Bisnis MICE?
Sumber Photo : Goggle
Perkembangan
industri MICE (Meeting, Incentive, Confference and Exhibition) telah memberikan
warna yang beragam terhadap jenis kegiatan industri jasa yang identik dengan
pemberian pelayan/services. MICE merupakan bisnis yang memberikan kontribusi
tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang. Kualitas pelayanan yang
diberikan mampu memberikan kepuasan kepada setiap peserta, industri MICE mampu
memberikan keuntungan yang besar bagi para pelaku usaha di industri tersebut.
“Berkembangnya industri MICE sebagai industri baru yang bisa menguntungkan bagi
banyak pihak, karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks dan
melibatkan banyak pihak”. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan
para pengusaha penyelenggara MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri
industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku
bisnis menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia (Hesti Indah Kresnarini) (kompas, 2015) .
Bentuk Mice (Bagus, 2010) :
1. Meeting
Meeting adalah istilah bahasa
inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu
kegiatan yang termasuk di dalam MICE.
Menurut Kesrul (2004), Meeting
Suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang
tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan
mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang
kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi,
hubungan kemasyarakatan.
Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting
adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan
antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama”.
2. Incentive
Undang-undang No.9
tahun 1990,Menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan
perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan
mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan
penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004)
bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu
perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang,
paket wisata atau barang..
3. Conference
Menurut (Pendit,1999), Istilah
conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang
mengandung pengertian sama.
Dalam prakteknya, arti
meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim mice
sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa
kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition hakekatnya
merupakan sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang siap
dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam
sati kategori, yaitu mice.
Menurut Kesrul, (2004 ),
Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama
mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan
mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan
atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4. Exhibition
Exhibition berarti
pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam
bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI
Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, “ Pameran merupakan suatu
kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya
dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata
Menurut Kesrul (2004),
exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang
diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok
produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang
berbeda.
Potensi
Perkembangan Bisnis MICE di Indonesia
Prospek MICE di
Indonesia tiap tahun akan semakin membaik. Wisata MICE Indonesia mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan dalam rangka mendukung target Menteri
Pariwisata, Arief Yahya, dengan total kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak
20 juta orang sampai tahun 2019. “Indonesia memiliki venue yang banyak seperti
di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Manado, dan Bali.
Indonesia berpotensi sangat besar untuk merajai wisata MICE di Asia Tenggara.”
menurut pakar pariwisata Universitas Indonesia, Jajang Gunawijaya kepada
Kompas.com, Senin (23/02/2015) (kompas, 2015)
Secara global, industri
MICE di berbagai kawasan ASEAN, Asia Pasifik, Eropa dan Amerika Serikat pada
2007 rata-rata mengalami pertumbuhan dua digit, dan kondisi ini memiliki dampak
positif terhadap industri MICE di Indonesia. Intinya, kondisi global bisnis itu
mendorong bisnis MICE di negara ini. Pada dekade 1990-an, bisnis MICE menjadi
bagian penting dari perkembangan kepariwisataan di Indonesia, walaupun di
negara-negara industri maju bidang pariwisata ini sudah jauh lebih berkembang
sebelumnya. Pesatnya perkembangan bisnis MICE terjadi seiring semakin
terbukanya perdagangan internasional dan berkembang pesatnya teknologi
informasi dan transportasi. Kota besar khususnya Jakarta, dan kota-kota besar
lain yang berdekatan, masih menyumbang persentase terbesar dalam mendatangkan
tamu yang menginap dalam kerangka bisnis MICE.
Menurut ICCA
(International Congress and Convention Associtiaon) Amerika dan negara-negara
Uni Eropa merupakan negara sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan paling
banyak. Sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke 39. Dilihat dari trend
pertumbuhan selama 10 tahun, Jumlah pertemuan di Indonesia mengalami
pertumbuhan cukup besar yaitu 10,57%. Dibanding dengan negara-negara maju,
negara emerging market seperti China, Brazil dan UAE mengalami pertumbuhan yang
signifikan (Kemenenag, 2011) .
Di indonesia ini
sesungguhnya sudah banyak Wisata MICE yang teselenggara misalnya yang paling
menyedot perhatian atau (internasional) Konfresnsi Asia Afrika,Konfrensi
Tinggat Tinggi Asia-Pasifik Economi Cooperating (KTT) (APEK),Pemilihan MISS
Word Peagent di Bali,Asian Games,Sea Games,atau acara pameran yang di bilang
kecil namun dapat menyedot turis asing seperti Jack Cloth,Kick Fest, Bandung
Berisik DLL. Namun sampai saat ini yang tecatat di SIPPCO,Bali merupakan kota
terbesar penyelenggaraan MICE di Indonesia tercatan dalam kurun waktu 2006
sampai 2010 terdapat ratusan event MICE di bali yang skala International,untuk
sekala nasional masih di pegang oleh Jakarta (Asyimi, 2017)
Penghasilan besar dari
bisnis MICE itu dapat diperoleh dari subsektor bisnis MICE, antara lain: usaha
akomodasi seperti hotel, wisma, dan losmen; usaha jasa penyewaan audio visual,
usaha konsumsi baik berbentuk restoran maupun perusahaan jasa boga atau
katering; usaha suvenir yang meliputi pusat perbelanjaan, toko-toko hadiah,
perusahaan kerajinan dari berbagai bahan tekstil pakaian, kulit, kerajinan
bambu, kayu, dan rotan; usaha jasa hiburan seperti orkestra, sendratari,
sanggar kesenian dan kebudayaan serta lawak, dan usaha jasa pengiriman cepat
(ekspres) dan pelayaran (shipping). Semua jenis usaha ini bisa dikelola oleh
UMKM atau setidaknya melibatkan banyak sektor UMKM, terutama di kota-kota besar
seluruh Indonesia.
Untuk memaksimalkan
pendapatan dari industri pariwisata MICE ini ada beberapa faktor penentu dalam
memilih Destinasi MICE yakni:
• Keamanan Semua konsumen MICE
mengingin kan adanya jaminan keamanan, baik dari pemerintah maupun oleh
penyelenggara.
• Harga yang bersaing dengan
fasilitas yang lengkap menjadi salah satu kriteria bagi para konsumen MICE
dalam menentukan daerah tujuan kegiatannya.
• Kemudahan Akses Daerah destinasi
MICE membutuhkan fasilitas aksesibilitas dan transfer baik dari darat, laut
maupun udara. Transportasi yang mudah aman, efisien dan bebas hambatan
mempermudah para konsumen MICE dalam menjangkau kawasan tersebut.
• Fasilitas Terpelihara Fasilitas
yang terjaga dengan baik pada venue pelaksanaan MICE akan membuat konsumen MICE
nyaman untuk tinggal lebih lama.
• Infrastruktur Dalam
penyelenggaraan event internasional, dibutuhkan fasilitas infrastruktur
langsung seperti venue meeting dan konvensi yang berstandar internasional
dengan jumlah kapasitas yang memadai serta terintegrasi dengan hotel dan tempat
hiburan.
• Atraksi waktu senggang Program hiburan
selama penyelenggaraan kegiatan menjadi daya tarik tersendiri bagi para
konsumen MICE.
• Bahasa Untuk mempermudah para konsumen MICE
dalam mengikuti agenda kegiatannya, maka perlu adanya tourism hospitality and
MICE staff yang bisa berbahasa asing. Tergantung dengan asal konsumen MICE
tersebut.
Kendala
Bisnis MICE di Indonesia
Indonesia masih
tertinggal dibandingkan Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Secara
jumlah venue yang dimiliki oleh negara-negara tersebut masih jauh kalah dengan
Indonesia.“Mereka masih unggul di jumlah banyaknya event yang diselenggarakan
dan juga dari segi keamanan. Kita (Indonesia) jauh unggul kalau dari segi
potensi wisata. Kita itu punya garis pantai terpanjang di dunia dan juga segala
jenis wisata.” menurut pakar pariwisata Universitas Indonesia, Jajang
Gunawijaya kepada Kompas.com, Senin (23/02/2015) (kompas, 2015) .
Menurut Jajang, kendala
wisata MICE Indonesia salah satunya adalah kendala kepercayaan pihak
internasional. Pihak asing masih lebih berminat untuk mengadakan acara di
Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Adapula pendapat yang di keluarkan ICCA yakni menurt ICCA Statistics
Report dalam pengembangan industri MICE di Indonesia masih menghadapi beberapa
kendala diantaranya :
1.
Masih rendahnya awareness destinasi akan
pentingnya
MICE dan perlunya dilakukan promosi
MICE;
2.
Kurangnya
database MICE yang online and
komprehensif;
3.
Masih terbatasnya kemudahan dan fasilitas
pendukung
kegiatan MICE khususnya aksesibilitas
(penerbangan
langsung), insentif bagi kegiatan
MICE
(barang pameran dan souvenir untuk peserta
insentif
tour masuk dalam kategori impor).
Trend meeting industry
dunia tetap positif dengan kegiatan terbanyak dilakukan oleh bidang medis
(ICCA, International Congress and Convention Association). Trend kegiatan MICE
domestik juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, tidak saja dilakukan
oleh para pelaku bisnis, asosiasi dan dunia pendidikan, tapi juga dari
pemerintah dan partai politik, baik skala nasional dan internasional. Hal ini
juga bisa dilihat semakin banyaknya permintaan dukungan dari berbagai pihak
kepada Pemerintah, mulai dari kegiatan biidding, promosi, delegate boosting,
site visit dan memperkaya program pada saat suatu event MICE diselenggarakan.
Berbagai langkah strategis dalam pembangunan MICE di Indonesia antara lain
dengan Pendekatan Co-Marketing dengan para pelaku industri. Pendekatan
Komunitas, yaitu mendukung penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh
berbagai komunitas. Memanfaatkan prominent persons/public figures sebagai
‘Ambassador’ untuk mempromosikan MICE dan pariwisata Indonesia (Murdopo, 2011) .
C.
Penutup
Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis MICE sangat layak dikembangkan di
Indonesia karena memiliki berbagai keunggulan, tinggal di perbaiki atau di
tambah beberapa aspek dari fasilitas perhotelan, gedung pertemuan, sarana dan
prasarana transportasi, jaringan telekomunikasi dan ketersediaan berbagai jenis
wisata termasuk kuliner dan kerajinan. Hal yag paing penting adalah menciptakan
rasa aman untuk tinggal atau singgah ke Indonesia, karena dalam beberapa dekade
ini indonesia sering terjadi suatu kejadian yang membuat turis asing takut
untuk berkunjung ke indonesia, yakni permasalahan terorisme yang unjungnya
PENGEBOMAN di beberapa kota yang ada di Indoesia, yang paling besar menarik
perhatian adalah BOM bali 1 dan 2 tidak terlepas dari pulau Bali ini merupakan
Pulau Favorit dari para wisatawan yang berkujung ke Indonesia. Untuk itu,
sinergi di antara para bisnis MICE dalam kegiatan promosi dan pemasaran serta
kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan dan penyelenggaraan
acara MICE, terutama untuk tingkat nasional, regional dan internasional untuk
membangun daya saing dan keunggulan bersama.
D.
Daftar
Pustaka
Asyimi, A. (2017). MICE Tourism. Pariwisata,
13.
Bagus, D. (2010). MICE (meetings, incentive travels,
conventions, congresses, conference dan exhibition)Bentu,dan
PertimbanganDalam Pelaksanaan. Jurnal Manajemen, 3.
Kemenenag. (2011, juli 1). POTENSI INDUSTRI. Warta
Expor, hal. 6.
kompas. (2015, februari 3). Potensi Wisata MICE
Indonesia Sangat Besar. Diambil kembali dari Harian Kompas:
http://Hariankompas.com
Murdopo. (2011). POTENSI INDUSTRI MICE . Pariwisata,
6.
Prayudi, M. A. ( 2 September 2011 ). BISNIS MICE
SEBAGAI POTENSI UNGGULAN PARIWISATA DI YOGYAKARTA. Jurnal Pariwisata,
16.
refdino, A. (2013, 11 1). PENGERTIAN PARIWISATA
MENURUT PARA AHLI. Diambil kembali dari ILMU DAN CERITA:
http://www.http://assharrefdino.blogspot.co.id
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan
.
Asyimi, A. (2017). MICE Tourism. Pariwisata,
13.
Bagus, D. (2010). MICE (meetings, incentive travels,
conventions, congresses, conference dan exhibition)Bentu,dan
PertimbanganDalam Pelaksanaan. Jurnal Manajemen, 3.
Kemenenag. (2011, juli 1). POTENSI INDUSTRI. Warta
Expor, hal. 6.
kompas. (2015, februari 3). Potensi Wisata MICE
Indonesia Sangat Besar. Diambil kembali dari Harian Kompas:
http://Hariankompas.com
Murdopo. (2011). POTENSI INDUSTRI MICE . Pariwisata,
6.
Prayudi, M. A. ( 2 September 2011 ). BISNIS MICE
SEBAGAI POTENSI UNGGULAN PARIWISATA DI YOGYAKARTA. Jurnal Pariwisata,
16.
refdino, A. (2013, 11 1). PENGERTIAN PARIWISATA
MENURUT PARA AHLI. Diambil kembali dari ILMU DAN CERITA:
http://www.http://assharrefdino.blogspot.co.id
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan
.
Comments
Post a Comment